Minggu, 02 Juni 2013

AUTOMATIC PROCESSING

A.   Pengertian Pengolahan Film Secara Otomatis
Dalam dunia radiografi, pengolahan film yang dilakukan tidak hanya dengan cara manual, tetapi ada pengolahan film dengan cara lain yaitu pengolahan film secara otomatis (automatic processing). Automatic processing mempunyai pengertian pengolahan film yang dilajukan secara otomatis dengan menggunakan mesin pengolahan film untuk melakukan pekerjaan pengolahan film yang biasanya dilakukan oleh manusia.
Dalam automatic processing, semua telah diatur oleh mesin mulai film masuk ke developer, ke fixer hingga film keluar dari mesin dalam keadaan kering. Automatic processing dikenal juga dengan istilah dry to dry yang artinya film masuk dalam keadaan kering dan keluar juga dalam keadaan kering, tidak seperti pada pengolahan film secara manual dimana film masih harus dikeringkan beberapa saaat sebelum akhirnya kering.
http://htmlimg1.scribdassets.com/6zo43akpj41nzjig/images/3-f46facccf2.jpg


B.   Alasan Digunakannya Automatic Processing
Automatic processing saat ini banyak digunakan di hamper setiap rumah sakit. Hal ini disebabkan karena alasan-alasan di bawah ini :
Ø  Pengolahan film bisa dilakukan dengan cepat
Karena pengolahan film dilakukan oleh mesin maka total waktu yang dibutuhkan hingga film selesai dip roses membutuhkan waktu yang cukup singkat. Pada beberapa mesin prosesing, total waktu pengolahan film bervariasi mulai dari yang paling lama 120 detik hingga yang paling cepat 90 detik.
Ø  Pekerjaan yang dilakukan lebih praktis dan bersih
Cairan yang digunakan untuk mengolah film, semua berada di dalam mesin, sehingga tidak akan terjadi tetesan air di kamar gelap seperti halnya pada pengolahan film secara manual. Selain itu pekerjaan pengolahan film ini menjadi praktis, karena tidak lagi diperlukan hanger untuk menjepit film sebagaimana pada manual, sebab mesin automatic processing memiliki roller yang salah satu fungsinya adalah menjepit film selama prosesing berlangsung.
Ø  Pengolahan film mempunyai waktu yang standar
Karena mesin yang melakukan pengolahan, maka waktu pengolahan film telah diatur berapa lamanya oleh mesin ini. Pada pengolahan film secara manual waktu untuk pengolahan film untuk setiap orang yang mengerjakannya bisa berbeda satu sama lain, hal ini dikarenakan pendapat tiap orang berbeda dalam menentukan apakah gambaran yang dihasilkan sudah cukup baik atau tidak mengingat dalam pengolahan manual film yang sedang dip roses di developer bisa dilihat di bawah safelight.

Ø  Kamar gelap yang digunakan relative lebih kecil disbanding manual processing, bahkan untuk beberapa jenis mesin prosesing tertentu ada yang tidak memerlukan kamar gelap (day light system).
Ø  Total cost untuk keseluruhan biaya bisa lebih murah disbanding dengan manual. Harga satu alat automatic processing terkesan memang mahal, tetapi dengan penggunaan automatic processing tidak dibutuhkan lagi kamar gelap tang besar, ini artinya ada penghematan tempat.
Selain itu penghematan waktu juga terjadi mengingat waktu pengolahan film otomatis lebih cepat dibandingkan dengan pengolahan film secara manual. Ini berarti pasien yang bisa dikerjakan pada waktu tertentu, jumlahnya bisa lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan pengolahan film secara manual.

C.   Tahapan Pengolahan Film Secara Otomatis
Prinsip yang digunakan pada pengolahan film secara otomatis sebenarnya sama dengan pengolahan film secara manual. Namun pada pengolahan film secara otomatis tidak terdapat tahapan rinsing. Hal ini dikarenakan tahapan rinsing telah digantikan oleh roller yang berada di dalam mesin automatic processing. Tahapan-tahapan yang ada pada automatic processing adalah Developing, Fixing, Washing dan Drying.

Semua tahapan di atas sama dengan manual seperti bagaimana proses di developer, fixer hingga masuk ke dryer. Perbedaannya hanya pada proses ini cairan yang digunakan untuk developer dan fixer tidak boleh yang berjenis powder.

Developer dan fixer untuk pengolahan film secara otomatis hanya boleh dari jenis liquid. Hal ini disebabkan pada developer dan fixer dari jenis powder masih ada beberapa Kristal dari developer dan fixer yang tidak larut dalam cairan sehingga jika digunakan pada mesin automatic processing, kristal ini dapat menempel pada roller yang kemudian akan berakibat tergoresnya film saat roller menjepit film.


D.   Sistem Transportasi Film
Jika membahas mengenai pengolahan film secara otomatis, maka sudah pasti dibahas mengenai system transportasi film karena bagian-bagian lain sama dengan pengolahan film secara manual dan sudah pernah dibahas pada bab sebelumnya. Sistem transportasi film pada pengolahan film secara otomatis meliputi system film masuk (feeding system) dan system roller.
Ø  Sistem Film Masuk (Feeding System)
Sistem film masuk meruapakan system yang bekerja saat film mulai masuk ke dalam mesin automatic processing. Sistem film masuk ini terdiri dari dua jenis yaitu manual dan otomatis. Berikut dari masing-masing system tersebut :
v  Sistem Manual
Untuk yang manual, system film masuknya (feeding system) menggunakan microswitch yang diletakkan diatas roller pada tempat masuknya film (feed tray).
Cara kerjanya adalah film yang dimasukkan melewati feed tray akan menekan roller ke atas. Tekanan ini akan mengaktifkan microswitch. Bila microswitch aktif, maka semua mekanik dari mesin prosesing akan bergerak, termasuk system roller dan replenisher.
v  Sistem Otomatis
Untuk yang otomatis, system film masuknya (feeding system) menggunakan detector infrared yang diletakkan pada tempat masuknya film (feed tray).


Cara kerjanya adalah film yang dimasukkan melewati feed tray akan memutus hubungan infrared. Pemutusan hubungan infrared ini akan mengaktifkan semua mekanik dari mesin processing yang meyebabkan mesin akan bergerak, termasuk system roller dan replenisher.

Ø  Sistem Roller
Roller adalah silinder yang akan mentransportasikan film di dalam mesin prosesing. Roller terbuat dari bahan yang tidak korosif atau tidak bereaksi terhadap cairan prosesing seperti developer dan fixer. Bahan yang biasa digunakan adalah nylon, atau stainless steel yang dibungkus dengan rasin-epoxy. Sistem roler transportasi terdiri dari, penggerak utama, dan sejumlah roller penggerak film pada tangki cairan :
a.   Ketika film ini ditempatkan di baki dua roler menarik film tersebut ke dalam mesin. Sebuah tombol mikro biasanya digunakan sebagai alat pengaman untuk memperingatkan operator ketika lebih dari satu film ditempatkan dalam mesinpada saat yang sama. Juga, saklar mikro akan aktif ketika sistem sedangberoperasi.
b. Film ini bergerak sirkuler melalui jalurnya dan vertikal ke bawah masuk kedalamcairan developer melalui serangkaian roler menyusun mengitarisusunan roler lalu bergerak vertikal ke atas, melewati rol yang lain. Bergerak dengan cara yang sama melalui bahan kimia.
c.   Roler bergerak melewati rangkaian roler melalui poros penggerak utamadijalankan oleh motor penggerak. Melalui serangkaian roda gigi, gir, gerak mekanik yang diberikan kepada rol dari penggerak utama.


http://htmlimg3.scribdassets.com/6zo43akpj41nzjig/images/4-15dc09fd72.jpg

Pada pembahasan mengenai roller ini, pembahasan akan terbagi menjadi dua yaitu fungsi roller dan susunan roller.
v  Fungsi Roller
Roller dalam pengolahan film secara otomatis mempunyai fungsi sebagai berikut :
·         Menggerakkan film dengan kecepatan sama pada setiap kompartemen.
Film yang masuk ke dalam mesin prosesing, akan ditransportasikan dan digerakkan oleh roller ini. Roller ini akan menjepit film di kedua sisinya, kemudian bergerak dengan kecepatan yang sama, sehingga film akan terbawa. Film ini bergerak dengan kecepatan yang sama pada setiap kompartemen (ruangan), maksudnya di ruangan developing, fixing, dan washing.
·         Untuk memeras film yang membawa cairan prosesing.
Saat film masuk ke developer, maka film akan membawa cairan ini pada tahap berikutnya.

Pada system manual, sebelum masuk ke dalam fixer, film akan masuk ke rinsing terlebih dahulu untuk proses pembilasan. Pada system otomatis peran rinsing digantikan dengan roller. Saat membawa film dengan cara menjepit dan menggerakkannya, maka dengan sendirinya film akan diperas oleh roller. Itulah mengapa pada system pengolahan film otomatis tidak memerlukan rinsing.

·         Memberi kontribusi terhadap agitasi cairan.
Agitasi yang biasa dilakukan pada system pengolahan film manual dilakukan oleh manusia, pada system pengolahan film secara otomatis dilakukan oleh roller. Dengan pergerakan roller maka secara otomatis akan menggetarkan film itu sendiri. Ini berarti telah terjadi agitasi.

v  Susunan Roller
Roller yang digunakan pada mesin automatic processing, disusun sedemikian rupa sehingga film yang berada di dalam mesin akan terjepit sempurna saat melewati kompartemen yang berisi cairan prosesing. Susunan roller yang berada di dalam mesin automatic processing terbagi menjadi dua yaitu :
·         Roller yang disusun berhadapan
Pada jarak tertentu terdapat dua roller yang disusun berhadapan. Dengan susunan seperti ini roller bisa menjepit film secara sempurna, sehingga tidak terjadi kemacetan transportasi film (film jamming) di dalam mesin. Pada susunan ini jumlah roller yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan susunan lain.
·         Roller yang disusun secara zig-zag
Pada susunan ini, roller disusun secara zig-zag, artinya jika pada sebelah kanan terdapat roller, maka roller berikutnya ada dibagian bawah di sebelah kiri jadi tidak berhadapan seperti pada susunan di atas.

Pada susunan roller seperti ini, masih ada kemungkinan film mengalami kemacetan pada transportasi (film jamming). Susunan seperti ini membutuhkan lebih sedikit roller dibandingkan dengan susunan di atas.
Pada ujung atas dan bawah susunan roller, baik pada susunan roller yang saling berhadapan maupun susunan roller secara zig-zag, terdapat bagian yang disebut dengan guide plate. Guide plate adalah semacam lempengan yang terbuat dari logam anti korosif biasanya terbuat dari stainless steel, yang berfungsi untuk mengarahkan film menuju roller yang berada pada kompartemen berikutnya. Dengan adanya guide plate ini, film tidak akan kehilangan arah sehingga akan masuk ke kompartemen berikutnya secara tepat melalui transportasi roller.


MANAJEMEN PENYIMPANAN FILM RADIOGRAFI


Semua emulsi film lama- kelamaan akan rusak dari sejak di buat pabrik,cepat tidaknya rusak tergantung pada kondisi penyimpanannya, tingkat kerusakannya tidak begitu berarti sampai batas waktu “expire date” atau kadaluwarsa yang tercantum pada kotak pembungkus film. Bila kondisi penyimpanannya kurang baik maka akan lebih cepat rusak.
Kondisi penyimpanan yang baik adalah :
1.      Suhu kira-kira 13 .
2.      Kelembaman udara maksimum 50 % yaitu dalam keadaan dingin atau kering. Kerusakan emulsi film tersebut berupa semakin besarnya fog level dan berkurangnya speed dan kontras.
3.      Terlindung dari radiasi pengion (sinar-X) dab sinar gamma.
4.      Jauh dari bahan kimia seperti developer dan fixer.
5.      Tidak terjadi tekanan mekanik baik antara kotak-kotak film sendiri atau benda-benda lain.
                                                                                                     
Bila syarat-syarat penyimpanan tidak di penuhi akan menimbulkan:
1.      Fog level meninggi
2.      Sensifitas fil menurun
3.      Kontras film menurun

Penyimpanan film di gudang dengan kondisi :
1.      Udara dingin dan kering
2.      Sirkulasi atau vertilasi udara cukup
3.      Film harus di simpan dalam kondisi berdiri untuk mencegah terjadinya “presure marka” agar tidak terjadi tekanan mengakibatkan film akan terdapat goresan ataupun tanda yang merusak film.
4.      Harus disusun menurut “expire date”
5.      Temperatur 20
6.      Hindari dari bahan radioaktif

Penyimpanan di kamar gelap :
1.      Disimpan diatas meja yang kering
2.      Dibuka dalam keadaan gelap
3.      Disimpan tegak
4.      Box film harus selalu dipastikan tertutup .gunanya untuk menjaga agar film terhindar dari radiasi sinar-x.
Penyimpanan di kamar pemeriksaan :
1.      Di dalam kaset
2.      Jauh dari sumber radiasi baik itu radiasi primer ataupun radiasi sekunder.
3.      Dipisahkan antara film yang sudah di ekspose dengn yangn belum