A. Pengertian
Pengolahan Film Secara Otomatis
Dalam
dunia radiografi, pengolahan film yang dilakukan tidak hanya dengan cara
manual, tetapi ada pengolahan film dengan cara lain yaitu pengolahan film
secara otomatis (automatic processing). Automatic processing mempunyai
pengertian pengolahan film yang dilajukan secara otomatis dengan menggunakan
mesin pengolahan film untuk melakukan pekerjaan pengolahan film yang biasanya
dilakukan oleh manusia.
Dalam
automatic processing, semua telah diatur oleh mesin mulai film masuk ke
developer, ke fixer hingga film keluar dari mesin dalam keadaan kering.
Automatic processing dikenal juga dengan istilah dry to dry yang artinya film
masuk dalam keadaan kering dan keluar juga dalam keadaan kering, tidak seperti
pada pengolahan film secara manual dimana film masih harus dikeringkan beberapa
saaat sebelum akhirnya kering.
B. Alasan
Digunakannya Automatic Processing
Automatic
processing saat ini banyak digunakan di hamper setiap rumah sakit. Hal ini
disebabkan karena alasan-alasan di bawah ini :
Ø Pengolahan
film bisa dilakukan dengan cepat
Karena pengolahan film dilakukan oleh mesin maka
total waktu yang dibutuhkan hingga film selesai dip roses membutuhkan waktu
yang cukup singkat. Pada beberapa mesin prosesing, total waktu pengolahan film
bervariasi mulai dari yang paling lama 120 detik hingga yang paling cepat 90
detik.
Ø Pekerjaan
yang dilakukan lebih praktis dan bersih
Cairan yang digunakan untuk mengolah film, semua
berada di dalam mesin, sehingga tidak akan terjadi tetesan air di kamar gelap
seperti halnya pada pengolahan film secara manual. Selain itu pekerjaan
pengolahan film ini menjadi praktis, karena tidak lagi diperlukan hanger untuk
menjepit film sebagaimana pada manual, sebab mesin automatic processing
memiliki roller yang salah satu fungsinya adalah menjepit film selama prosesing
berlangsung.
Ø Pengolahan
film mempunyai waktu yang standar
Karena mesin yang melakukan pengolahan, maka waktu
pengolahan film telah diatur berapa lamanya oleh mesin ini. Pada pengolahan
film secara manual waktu untuk pengolahan film untuk setiap orang yang
mengerjakannya bisa berbeda satu sama lain, hal ini dikarenakan pendapat tiap
orang berbeda dalam menentukan apakah gambaran yang dihasilkan sudah cukup baik
atau tidak mengingat dalam pengolahan manual film yang sedang dip roses di
developer bisa dilihat di bawah safelight.
Ø Kamar
gelap yang digunakan relative lebih kecil disbanding manual processing, bahkan
untuk beberapa jenis mesin prosesing tertentu ada yang tidak memerlukan kamar
gelap (day light system).
Ø Total
cost untuk keseluruhan biaya bisa lebih murah disbanding dengan manual. Harga
satu alat automatic processing terkesan memang mahal, tetapi dengan penggunaan
automatic processing tidak dibutuhkan lagi kamar gelap tang besar, ini artinya
ada penghematan tempat.
Selain
itu penghematan waktu juga terjadi mengingat waktu pengolahan film otomatis
lebih cepat dibandingkan dengan pengolahan film secara manual. Ini berarti
pasien yang bisa dikerjakan pada waktu tertentu, jumlahnya bisa lebih banyak
dibandingkan dengan menggunakan pengolahan film secara manual.
C. Tahapan
Pengolahan Film Secara Otomatis
Prinsip yang
digunakan pada pengolahan film secara otomatis sebenarnya sama dengan
pengolahan film secara manual. Namun pada pengolahan film secara otomatis tidak
terdapat tahapan rinsing. Hal ini dikarenakan tahapan rinsing telah digantikan
oleh roller yang berada di dalam mesin automatic processing. Tahapan-tahapan
yang ada pada automatic processing adalah Developing, Fixing, Washing dan
Drying.
Semua tahapan di
atas sama dengan manual seperti bagaimana proses di developer, fixer hingga
masuk ke dryer. Perbedaannya hanya pada proses ini cairan yang digunakan untuk
developer dan fixer tidak boleh yang berjenis powder.
Developer dan fixer untuk
pengolahan film secara otomatis hanya boleh dari jenis liquid. Hal ini
disebabkan pada developer dan fixer dari jenis powder masih ada beberapa
Kristal dari developer dan fixer yang tidak larut dalam cairan sehingga jika
digunakan pada mesin automatic processing, kristal ini dapat menempel pada
roller yang kemudian akan berakibat tergoresnya film saat roller menjepit film.
D. Sistem
Transportasi Film
Jika membahas
mengenai pengolahan film secara otomatis, maka sudah pasti dibahas mengenai
system transportasi film karena bagian-bagian lain sama dengan pengolahan film
secara manual dan sudah pernah dibahas pada bab sebelumnya. Sistem transportasi
film pada pengolahan film secara otomatis meliputi system film masuk (feeding
system) dan system roller.
Ø Sistem
Film Masuk (Feeding System)
Sistem film masuk meruapakan system yang bekerja
saat film mulai masuk ke dalam mesin automatic processing. Sistem film masuk
ini terdiri dari dua jenis yaitu manual dan otomatis. Berikut dari
masing-masing system tersebut :
v Sistem
Manual
Untuk
yang manual, system film masuknya (feeding system) menggunakan microswitch yang
diletakkan diatas roller pada tempat masuknya film (feed tray).
Cara kerjanya adalah
film yang dimasukkan melewati feed tray akan menekan roller ke atas. Tekanan
ini akan mengaktifkan microswitch. Bila microswitch aktif, maka semua mekanik
dari mesin prosesing akan bergerak, termasuk system roller dan replenisher.
v Sistem
Otomatis
Untuk
yang otomatis, system film masuknya (feeding system) menggunakan detector
infrared yang diletakkan pada tempat masuknya film (feed tray).
Cara
kerjanya adalah film yang dimasukkan melewati feed tray akan memutus hubungan
infrared. Pemutusan hubungan infrared ini akan mengaktifkan semua mekanik dari
mesin processing yang meyebabkan mesin akan bergerak, termasuk system roller
dan replenisher.
Ø Sistem
Roller
Roller adalah silinder yang akan mentransportasikan
film di dalam mesin prosesing. Roller terbuat dari bahan yang tidak korosif
atau tidak bereaksi terhadap cairan prosesing seperti developer dan fixer.
Bahan yang biasa digunakan adalah nylon, atau stainless steel yang dibungkus
dengan rasin-epoxy. Sistem
roler transportasi terdiri dari, penggerak utama, dan sejumlah roller penggerak
film pada tangki cairan :
a. Ketika film ini ditempatkan di baki dua roler
menarik film tersebut ke dalam mesin. Sebuah tombol mikro biasanya digunakan
sebagai alat pengaman untuk memperingatkan operator ketika lebih dari satu
film ditempatkan dalam mesinpada saat yang sama. Juga, saklar mikro akan aktif
ketika sistem sedangberoperasi.
b. Film
ini bergerak sirkuler melalui jalurnya dan vertikal ke bawah masuk kedalamcairan
developer melalui serangkaian roler menyusun mengitarisusunan roler lalu
bergerak vertikal ke atas, melewati rol yang lain. Bergerak dengan cara yang sama melalui bahan kimia.
c. Roler bergerak melewati rangkaian roler
melalui poros penggerak utamadijalankan oleh motor penggerak. Melalui
serangkaian roda gigi, gir, gerak mekanik yang diberikan kepada rol dari
penggerak utama.
Pada pembahasan mengenai roller ini, pembahasan akan
terbagi menjadi dua yaitu fungsi roller dan susunan roller.
v Fungsi
Roller
Roller dalam pengolahan film secara otomatis
mempunyai fungsi sebagai berikut :
·
Menggerakkan film dengan kecepatan sama
pada setiap kompartemen.
Film
yang masuk ke dalam mesin prosesing, akan ditransportasikan dan digerakkan oleh
roller ini. Roller ini akan menjepit film di kedua sisinya, kemudian bergerak
dengan kecepatan yang sama, sehingga film akan terbawa. Film ini bergerak
dengan kecepatan yang sama pada setiap kompartemen (ruangan), maksudnya di
ruangan developing, fixing, dan washing.
·
Untuk memeras film yang membawa cairan
prosesing.
Saat
film masuk ke developer, maka film akan membawa cairan ini pada tahap berikutnya.
Pada
system manual, sebelum masuk ke dalam fixer, film akan masuk ke rinsing
terlebih dahulu untuk proses pembilasan. Pada system otomatis peran rinsing
digantikan dengan roller. Saat membawa film dengan cara menjepit dan
menggerakkannya, maka dengan sendirinya film akan diperas oleh roller. Itulah
mengapa pada system pengolahan film otomatis tidak memerlukan rinsing.
·
Memberi kontribusi terhadap agitasi
cairan.
Agitasi
yang biasa dilakukan pada system pengolahan film manual dilakukan oleh manusia,
pada system pengolahan film secara otomatis dilakukan oleh roller. Dengan
pergerakan roller maka secara otomatis akan menggetarkan film itu sendiri. Ini
berarti telah terjadi agitasi.
v Susunan
Roller
Roller
yang digunakan pada mesin automatic processing, disusun sedemikian rupa
sehingga film yang berada di dalam mesin akan terjepit sempurna saat melewati
kompartemen yang berisi cairan prosesing. Susunan roller yang berada di dalam
mesin automatic processing terbagi menjadi dua yaitu :
·
Roller yang disusun berhadapan
Pada
jarak tertentu terdapat dua roller yang disusun berhadapan. Dengan susunan
seperti ini roller bisa menjepit film secara sempurna, sehingga tidak terjadi
kemacetan transportasi film (film jamming) di dalam mesin. Pada susunan ini
jumlah roller yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan susunan lain.
·
Roller yang disusun secara zig-zag
Pada
susunan ini, roller disusun secara zig-zag, artinya jika pada sebelah kanan
terdapat roller, maka roller berikutnya ada dibagian bawah di sebelah kiri jadi
tidak berhadapan seperti pada susunan di atas.
Pada
susunan roller seperti ini, masih ada kemungkinan film mengalami kemacetan pada
transportasi (film jamming). Susunan seperti ini membutuhkan lebih sedikit
roller dibandingkan dengan susunan di atas.
Pada ujung atas
dan bawah susunan roller, baik pada susunan roller yang saling berhadapan
maupun susunan roller secara zig-zag, terdapat bagian yang disebut dengan guide
plate. Guide plate adalah semacam lempengan yang terbuat dari logam anti
korosif biasanya terbuat dari stainless steel, yang berfungsi untuk mengarahkan
film menuju roller yang berada pada kompartemen berikutnya. Dengan adanya guide
plate ini, film tidak akan kehilangan arah sehingga akan masuk ke kompartemen
berikutnya secara tepat melalui transportasi roller.